Wednesday, 20 April 2011

STEM CELL


BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu pengetahuan selalu berkembang seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dan kebutuhan manusia yang semakin kompleks. Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya,  manusia selalu berinovasi  melalui ilmu yang ia punya salah satunya yaitu bidang bioteknologi yang selalu dikembangkan oleh mereka. Pemanfaatan bioteknologi khususnya pada bidang kesehatan akhir-akhir ini telah muncul suatu metode baru  yaitu Stem Cell, dimana sel yang masih memiliki sifat totipotensi dikembangkan menjadi beberapa jaringan atau organ sehingga dapat dimanfaatkkan pada seseorang yang sakit.
Pengembangan stem sel memberi harapan bagi penyembuhan berbagai penyakit yang belum ada obatnya sampai saat ini. Dalam islam ada istilah “Setiap penyakit pasti ada obatnya”. Kata-kata itulah mungkin yang selalu terngiang-ngiang di kepala para peneliti di dunia kedokteran sehingga mereka tidak pernah berputus asa mencari terapi terbaik demi kesembuhan pasien.. Walaupun masih berbenturan dengan permasalahan etika.

 
BAB II
PEMBAHASAN
I.         Sejarah
Perkembangan Stem Cells atau Sel Induk dimulai dari penelitian ilmuwan dari Kanada, yaitu Ernerst A. McCulloch dan James E. Hingga pada tahun 1960-an. Namun, Terapi pengobatan yang menggunakan stem sel mulai digunakan sejak keberhasilan transplantasi sumsum tulang untuk yang pertama kalinya pada tahun 1968.1 Kemudian, stem sel embrionik pluripotent dan stem sel multipotent dewasa digunakan untuk membuat jaringan manusia yang akan ditransplantasi ke pasien dengan indikasi kelainan yang disebabkan oleh degenerasi atau perlukaan sel, jaringan, dan organ. Perkembangan terbaru teknik penumbuhan stem sel embrionik manusia pada kultur dan peningkatan pengetahuan para peneliti mengenai jalur diferensiasi sel telah memperluas penggunaan terapi ini.
Pada tahun 1963, peneliti di dunia kedokteran menemukan bahwa sel induk dari tali pusat dapat dipakai si bayi dan keluarganya untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Darah di dalam ari-ari dan tali pusat mengandung berjuta-juta sel induk pembentuk darah yang sejenis dengan sel induk yang ditemukan di dalam sumsum tulang.
Pada tahun 1993, di Jerman telah dilakukan sebuah penelitian yang melibatkan 885 pasien berumur kurang dari 56 tahun penderita kanker payudara yang tidak bermetastasis dan telah dioperasi. Pasien yang mendapat perlakuan konvensional diberikan fluorouracil, epirubricin,dan cyclophosphamide setiap tiga minggu, diikuti radioterapi dan perlakuan dengan tamoxifen, untuk empat siklus dari perlakuan. Pasien dari kelompok perlakuan dosis tinggi menerima perlakuan cara yang sama untuk 4 siklus pertama, tetapi perlakuan kelima terdiri dari dosis tinggi cyclophosphamide, thiotepa, dan carboplatin diikuti transplantasi stem sel hematopoietik darah tepi pasien sendiri. Hasilnya, 5 wanita meninggal pada kelompok dengan perlakuan dosis tinggi yaitu 1 selama perlakuan, dan 4 pada 100 hari setelah transplantasi stem sel.
II.                 Definisi
Stem cell merupakan sel induk yang tidak/belum terspesialisasi. Sel induk  mempunyai 2 sifat:
1. Kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel lain (differentiate). Dalam hal ini stem cell mampu berkembang  menjadi berbagai jenis sel matang, misalnya sel saraf, sel otot jantung, sel otot rangka, sel pankreas, dan lain-lain.
2. Kemampuan untuk memperbaharui atau meregenerasi dirinya sendiri (self-regenerate/self-renew). Dalam hal ini stem cell dapat membuat salinan sel yang persis sama dengan dirinya melalui pembelahan sel.
            Berdasarkan kemampuan berdiferensiasi, stem cell dibagi menjadi:
1. Totipotent. Dapat berdiferensiasi menjadi semua jenis sel. Yang termasuk dalam stem cell totipotent adalah zigot (telur yang telah dibuahi).
2. Pluripotent. Dapat berdiferensiasi menjadi 3 lapisan germinal: ektoderm, mesoderm, dan endoderm, tapi tidak dapat menjadi jaringan ekstraembryonik seperti plasenta dan tali pusat. Yang termasuk stem cell pluripotent adalah embryonic stem cells.
3. Multipotent. Dapat berdiferensiasi menjadi banyak jenis sel. Misalnya: hematopoietic stem cells.
 4. Unipotent. Hanya dapat menghasilkan 1 jenis sel. Tapi berbeda dengan non-stem cell, stem cell unipoten mempunyai sifat dapat memperbaharui atau meregenerasi diri (self-regenerate/self-renew)
            Sel-sel induk akan ditransplantasikan ke jaringan atau organ yang rusak atau sakit sehingga sel tersebut akan berpoliferasi dan akan membentuk sel, jaringan atau organ yang baru, sehingga jaringan atau organ yang rusak akan kembali normal. Stem sel dapat menyembuhkan penyakit seperti Jantung, Diabetes, luka bakar, osteophorosis, Alzheimer, Kebutaan, Stroke, dan Parkinson.


III.               Sumber Stem Sel
Stem cell ditemukan dalam berbagai jaringan tubuh. Berdasarkan sumbernya, stem cell dibagi menjadi:
A.     Embryonic Stem sel :
Stem cell yang banyak digunakan adalah stem cell embrionik, yaitu stem cell yang berasal dari embrio manusia. Caranya bisa dari embrio yang digugurkan, embrio dari bayi tabung yang gagal, atau kloning. Asal dari sel embrio diantaranya yaitu:
1) Zygote. Yaitu pada tahap sesaat setelah sperma bertemu  dengan sel telur
2) Inner cell mass dari  suatu blastocyst (embrio yang terdiri dari 50 ­ 150 sel, kira-kira hari ke-5 pasca pembuahan). Embryonic stem cell biasanya didapatkan dari sisa embrio yang tidak dipakai  pada IVF (in vitro fertilization). Tapi saat ini telah dikembangkan teknik pengambilan embryonic stem cell yang tidak membahayakan embrio tersebut, sehingga dapat terus hidup dan bertumbuh. Untuk masa depan hal ini mungkin dapat mengurangi kontroversi etis terhadap embryonic stem cell.
3) Fetus. Fetus dapat diperoleh dari klinik aborsi.

B.  Stem Sel Dewasa
1).  Stem cell darah tali pusat
            Sel diambil dari darah plasenta dan tali pusat segera setelah bayi lahir. Stem cell dari darah tali pusat merupakan jenis hematopoietic stem cell, dan ada yang menggolongkan jenis stem cell ini ke dalam adult stem cell.
2) Jaringan Dewasa
            sel diambil dari jaringan dewasa, antara lain dari:
a. Sumsum tulang, Ada 2 jenis stem cell dari sumsum tulang:
- hematopoietic stem cell. Selain dari darah tali pusat dan dari sumsum tulang, hematopoietic stem cell dapat diperoleh juga dari darah tepi.
 - stromal stem cell atau disebut juga mesenchymal stem cell.
b. Jaringan lain pada jaringan dewasa seperti pada:
- susunan saraf pusat
- adiposit (jaringan lemak)
- otot rangka
- pankreas
Adult stem cell mempunyai sifat plastis, artinya selain berdiferensiasi menjadi sel yang sesuai dengan jaringan asalnya, adult stem cell juga dapat berdiferensiasi menjadi sel jaringan lain. Misalnya: neural stem cell dapat berubah menjadi sel darah, atau stromal stem cell dari sumsum tulang dapat berubah menjadi sel otot jantung, dan sebagainya
IV.             Keuntungan dan Kerugian Memakai Jenis Stem Cell Tertentu
a.   Keuntungan embryonic stem cell:
1. Mudah didapat dari klinik fertilitas.
2. Bersifat pluripoten sehingga dapat berdiferensiasi menjadi segala jenis sel dalam tubuh.
3. Immortal. Berumur panjang, dapat berproliferasi beratus-ratus kali lipat pada kultur.
4. Reaksi penolakan rendah.
b.    Kerugian embryonic stem cell:
1. Dapat bersifat tumorigenik. Artinya setiap kontaminasi dengan sel yang tak berdiferensiasi dapat menimbulkan kanker.
2.Selalu bersifat allogenik sehingga berpotensi menimbulkan penolakan.
3. Secara etis sangat kontroversial.
c.   Keuntungan umbilical cord blood stem cell (stem cell dari darah tali pusat):
1. Mudah didapat (tersedia banyak bank darah tali pusat).
2. Siap pakai, karena telah melalui tahap prescreening, testing dan pembekuan.
3. Kontaminasi virus minimal dibandingkan dengan stem cell dari sumsum tulang. 4. Cara pengambilan mudah, tidak berisiko atau menyakiti donor.
5. Risiko GVHD (graft-versus-host disease) lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan stem cell dari sumsum tulang, dan transplantasi tetap dapat dilakukan walaupun HLA matching tidak sempurna atau dengan kata lain toleransi terhadap ketidaksesuaian HLA matching lebih besar dibandingkan dengan stem cell dari sumsum tulang.
d.   Kerugian umbilical cord blood stem cell:
1. Kemungkinan terkena penyakit genetik. Ada beberapa penyakit genetik yang tidak terdeteksi saat lahir sehingga diperlukan follow up setelah donor beranjak dewasa.
2. Jumlah stem cell relatif terbatas sehingga ada ketidaksesuaian antara jumlah stem cell yang diperlukan resipien dengan yang tersedia dari donor, karena jumlah sel yang dibutuhkan berbanding lurus dengan usia, berat badan dan status penyakit.
e.     Keuntungan adult stem cell:
1. Dapat diambil dari sel pasien sendiri sehingga menghindari penolakan imun.
2. Sudah terspesialisasi sehingga induksi menjadi lebih sederhana.
3. Secara etis tidak ada masalah.
f.      Kerugian adult stem cell:
1. Jumlahnya sedikit, sangat jarang ditemukan pada jaringan matur sehingga sulit mendapatkan adult stem cell dalam jumlah banyak.
2. Masa hidupnya tidak selama embryonic stem cell.
3. Bersifat multipoten, sehingga diferensiasi tidak seluas embryonic stem cell yang bersifat pluripoten.

V.     Etika
Dilihat dari manfaatnya, stem sel memang sangat menjanjikan sebuah solusi bagi kesehatan manusia. Namun, melihat dua proses stem sel tadi yaitu stem sel embrionik dan stem sel dewasa. Stem sel embrioniklah yang sampai saat ini masih menjadi kontroversi karena stem sel embrionik mengambil bagian sel dari embrio, dimana embrio merupakan calon makhluk hidup.  Sedangkan untuk stem sel dewasa memang jarang dipermasalahkan.
VI.    Kesimpulan
Stem sel dewasa boleh dilaksanakan dengan persyaratan yang lazim untuk penelitian biomedik. Sedangkan stem sel embryonik boleh dilaksanakan asalkan cara mengambil sel tidak mengurangi hak hidup embrio, misal seperti, dari sisa bayi tabung
 
Daftar Pustaka
Http://www.detikhealth.com “Cangkok Sel Induk, Mujarab tapi Kontroversi”
Http://www.kalbefarma.com “Dasar-dasar Stem Sel dan Potensi Aplikasinya dalam Ilmu Kedokteran”
Http://www.komisibioetikanasional.com “Aspek Bioetika Penelitian Stem Sel”

0 comments:

Post a Comment